KASUS MESUJI TANAH AIR NUSANTARA

INILAH KRONOLOGIS KASUS MESUJI MENURUT KOMNAS HAM

 Silang pendapat antara pemerintah dengan korban kekerasan Mesuji, Sumatra Selatan membuat fakta yang terjadi semakin kabur. Komnas HAM mencoba meluruskan duduk permasalah sebenarnya yang terjadi di sana, sekaligus bagaimana solusinya.

Komisioner Komnas HAM, Ridha Saleh, mengungkapkan akar permasalahan yang terjadi di Sungai Sodong, Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan kepada Republika, Rabu (21/12).

Ridha mengatakan, peristiwa di Desa Sungai Sodong dipicu oleh konflik tanah. Dimana pada tahun 1997 terjadi perjanjian kerjasama antara PT SWA dengan warga, terkait dengan 564 bidang tanah seluas 1070 ha milik warga untuk diplasmakan.
Silang pendapat antara pemerintah dengan korban kekerasan Mesuji, Sumatra Selatan membuat fakta yang terjadi semakin kabur. Komnas HAM mencoba meluruskan duduk permasalah sebenarnya yang terjadi di sana, sekaligus bagaimana solusinya.


Komisioner Komnas HAM, Ridha Saleh, mengungkapkan akar permasalahan yang terjadi di Sungai Sodong, Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan kepada Republika, Rabu (21/12).


Ridha mengatakan, peristiwa di Desa Sungai Sodong dipicu oleh konflik tanah. Dimana pada tahun 1997 terjadi perjanjian kerjasama antara PT SWA dengan warga, terkait dengan 564 bidang tanah seluas 1070 ha milik warga untuk diplasmakan.


Perjanjian tersebut untuk masa waktu 10 tahun, setelah itu akan dikembalikan lagi kepada warga. Selama kurun waktu 10 tahun, setiap tahunnya warga juga dijanjikan akan mendapat kompensasi.


Namun hingga saat ini perusahaan ternyata tidak memenuhi perjanjian tersebut. Akhirnya pada bulan april 2011 masyarakat Sungai Sodong mengambil kembali tanah tersebut melalui pendudukan.


Tidak juga mengembalikan tanah tersebut, perusahaan malah menuduh pendudukan tanah warga tersebut sebagai gangguan. Kemudian, pada tanggal 21 april 2011, dua orang warga yakni Indra (ponakan) dan Saytu (paman) sekitar pukul 10.00 WIB keluar rumah berboncengan bertujuan ingin membeli racun hama.


Mereka melewati jalan poros perkebunan warga (bukan wilayah sengketa dan di luar Desa Sungai Sodong). Tidak ada yang mengetahui peristiwanya, tiba-tiba pada pukul 13.00 WIB tersebar kabar ada yang meninggal 2 orang. Berita itu sampai ke warga Sodong termasuk keluarga korban.


Mendengar berita tersebut, keluarga korban termasuk paman dan adiknya langsung menuju TKP dan menemukan Indra terkapar di jalan dengan luka tersayat lehernya(tidak sampai putus) dan diduga ada 3 luka tembak, dua di dada dan satu di pinggang. Sementara Saytu ditemukan di dekat perkebunan kelapa sawit atau sekitar 70 meter dari jasad Indra, dengan posisi tengkurap dalam keadaan sekarat.


"Saytu lalu ditanya adiknya siapa yang melakukan penganiayaan itu. Saytu menjawab yang melakukan adalah satpam, pam swakarsa, dan aparat," ungkap Ridha.


Lalu, sekitar pukul 14.00 WIB, sebagian warga mendatangi base camp perusahaan dan ber unjuk rasa di situ. Mereka mempertanyakan, serta meminta pertanggujawaban mengapa keluarga mereka dibunuh. Menurut pengakuan warga, kata Ridha, saat berdemo mereka tidak melakukan tindakan anarkis apalagi melakukan pembunuhan.


" terkait dengan 5 orang security perusahaan yang meninggal mereka tidak tahu. Ini yang harus diluruskan," kata Ridha
JAKARTA - Ketua Tim Advokasi Lembaga Adat Megou Pak, Tulangbawang, Lampung, Bob Hasan menyebut satu orang warga Kabupaten Mesuji, Lampung tewas karena luka sabetan senjata tajam di bagian leher.

Peristiwa ini terjadi dalam bentrokan warga dengan Pam Swakarsa perusahaan perkebunan. "Kasus Mesuji, Lampung dalam suragt pengaduan kami ke DPR sudah jelas. Memang ada leher satu orang warga yang tergorok," kata Bob Hasan kepada okezone, Minggu (18/12/2011) malam.

Namun, Bob enggan menjelaskan detil peristiwa pembunuhan tersebut. "Soal di Mesuji Lampung saya ada sendiri datanya, tapi belum bisa diungkap," pungkasnya.

Bob sebelumnya mendampingi warga Lampung saat mengadukan kasus pembantaian warga ke Komisi Hukum DPR, Rabu, 14 Desember 2011. Dalam audiensi itu, diputar pula video pembantaian yang disebut-sebut terjadi di Mesuji, Lampung.

Namun, Bob membantah telah memberi pernyataan mengenai 30 warga menjadi korban tewas akibat pembantaian yang diduga dilakukan Pam Swakarsa. "Saya tidak pernah bercerita ada 30 korban pembantaian, tapi korban nyawa ada 30 orang dari tahun 2000-2011," tegasnya.

Dia menjelaskan, 30 korban itu merupakan korban bentrokan termasuk kekerasan yang diduga dilakukan Pam Swakarsa sewaan perusahaan. "Korban tewas artinya bisa jadi dibunuh, bisa karena kekerasan, bisa di dalam sel dianiaya kemudian terbunuh termasuk stres karena digusur dari pemukiman hingga meninggal dunia," sebutnya.

Menyoal video yang diduga penggabungan antara bentrokan Mesuji Lampung dan Sumsel dengan kekerasan di Thailand, Bob enggan berkomentar. Pun soal dugaan pemenggalan kepala yang sebelumya disebut terjadi di Mesuji, Lampung. "Sudahlah, ini ada yang coba memelintir berita, orang itu tidak punya rasa kemanusiaan dan menyebut ada politisasi. Ini bukan soal politisasi," tandasnya.

Pemerintah kata  Bob harus bertanggungjawab atas peristiwa kekerasan akibat sengketa lahan. Pemerintah juga harus mengevaluasi pemberian izin penggunaan lahan kepada perusahaan yang seringkali menggusur permukiman warga.

"Tuntutan kepada pemerintah ya harus meminta maaf atas tragedi kemanusiaan ini. Kemudian mencabut izin perusahaan mbalelo," katanya. 

Mesuji, Lampung (ANTARA News) - Tokoh masyarakat Mesuji Agus Harahap dalam pertemuan dengan Muspida dan Komisi III DPR, mengungkapkan  ada dua warga yang tewas akibat kekerasan,  bukan 30 orang seperti yang menjadi isu saat ini.

"Tidak benar ada pembantaian yang menewaskan 30 warga di Mesuji, karena hanya dua orang yang tewas," kata dia, di Balai Kecamatan Simpang Pematang, Minggu.

Menurut dia, isu pembantaian terhadap 30 warga tersebut telah memberi kesan buruk terhadap pencitraan Kabupaten Mesuji.

"Semua orang menganggap Mesuji tempat yang menyeramkan karena pemberitaan tidak akurat tersebut, dan saya meminta semua media meralat pemberitaan tersebut," kata dia.

Tokoh masyarakat lainnya, Andri, meminta semua pihak melihat permasalahan di Mesuji secara menyeluruh, yaitu konflik agraria.

"Warga hanya meminta keadilan, yaitu diizinkan mengelola lahan di Mesuji sebagaimana pihak ketiga," kata dia.

Usai melakukan dialog dengan Muspida dan perwakilan warga, Komisi III juga melakukan kunjungan ke lahan register 45 di Desa Tugu Roda Tugu Roda, Pekat Raya, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji.

Lokasi tersebut tempat yang diduduki kembali para petani pascapenertiban oleh aparat dan Pamswakarsa PT Silva Inhutani, pada awal September 2011 lalu.

Para petani tersebut kembali pada Kamis (15/12) lalu, untuk memperjuangkan tanahnya yang telah digusur oleh aparat.

Setiba di lokasi tersebut, rombongan anggota Komisi III DPR meminta kepada seluruh petani mempercayakan hal itu untuk diperjuangkan, dan tidak berbuat anarkis.

Setelah mengunjungi lokasi eks penggusuran, rombongan Komisi III DPR melanjutkan ke Kecamatan Mesuji, Sumatera Selatan, juga untuk kepentingan pengumpulan fakta di lapangan.
(ANT-046) 


bahkan petani pun jadi korban Heboh berita mengenai Video Pembantaian Petani di Mesuji lampung dimana di dalam video tersebut kita bisa melihat pembunuhan sadis petani di Mesuji lampung ini yang di duga di lakukan oleh pihak PT Silva Inhutani dan oknum kepolisian akibat perluasan lahan, Pembunuhan keji petani mesuki ini ini dilaksakan pada saat penggusuran terhadap masyarakat . Atas pembataian kekejian ini, sekitar 30 warga Lampung tewas.

Dalam Video Pembantaian Petani di Mesuji lampung setidaknya Ada dua video yang merekam proses pemenggalan dua kepala pria. Selain itu tindakan keji dan sadis ini tampak satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup kepala memegang kepala yang telah di penggal

Peristiwa Pembantaian Petani di Mesuji lampung dimulai saat adanya perluasan lahan oleh perusahaan PT Silva Inhutani sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri tahun 1997 itu, terus menggambil lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet. Dalam penggusuran Lahan ini, dilaporkan terdapat 30 korban tewas dibantai serta ratusan warga terluka dan masih trauma, kejadian ini berlangsung sejak tahun 2009 sampai 2011

Tragedi kemanusiaan atas pembunuhan sadis petani Mesuji ini lebih heboh dari pada video suster ngesot di tendang satpam, PT Silva Inhutani, sediri sebagai perusahan yang di laporkan Pembunuhan sadis Petani Mesuji yang mengakibatkan 30 petani tewas di Lampung, membantah adanya pembantaian keji sebagaimana santer diberitakan. Perusahaan ini sangat yakin bila tidak ada peristiwa sadis yang terjadi di lokasi perusahaan mereka.

Sampai saat ini saya belum berhasil mendapatkan foto Pembantaian Petani di Mesuji lampung yang merupakan tragedi kemanusiaan yang berlangsung pada awal 2011 yang lalu, kita semua berdoa agar kasus pembantaian dan pembunuhan sadis petani di mesuji lampung ini bisa di selesiakan secata tuntas, dan yang bersalah di hukum dengan hukuman yang berat atas kejadian ini.

Sumber : okezone.com , antara.com , http://www.infoterpanas.com , sugengsetyawan.blogspot.com

Penulis : Riky Konfen ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel KASUS MESUJI TANAH AIR NUSANTARA ini dipublish oleh Riky Konfen pada hari Senin, 26 Desember 2011. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan KASUS MESUJI TANAH AIR NUSANTARA
 

0 komentar:

Posting Komentar